Cerita di 2024

Aku pernah menulis blog dengan judul “Cerita di 2013”, tahun itu adalah tahun kelulusanku dari SMK, aku merekap sedikit perjalananku pada tahun itu dan hingga kini entah kenapa blog post tersebut masih menjadi post yang paling populer di blog ini. Blog ini sudah bukan untuk semua orang lagi, blog ini jadi semacam catatan saat aku mau mencatat sedikit hal yang ku alami, pun aku sudah tidak ikut komunitas-komunitas blogger dan mempromosikannya lagi, mungkin kalaupun sekarang ada yang baca blog ini adalah orang-orang terdekatku dan teman blogger lama yang sudah follow blog ini dan masih aktif blog walking. Ah ternyata 2013 itu sudah 11 tahun yang lalu, lumayan lama ya, akhir 2024 ini aku mau merekap sedikit hal yang aku alami, mari kita mulai!

Januari di Papua

Pulau terbesar di timur Indonesia ini akhirnya aku singgahi, mengawali tahun baru 2024 aku ada di Papua. Saat itu aku masih dalam rangka keluyuran setelah resign dari kantor di bulan Oktober 2024 dan memulai perjalanan di akhir Oktober 2023 hingga pada Januari 2024 aku masih keluyuran. Aku masih ingat betul, malam pergantian tahun aku habisakan dengan tidur cepat di Biak tanpa perayaan apapun dan satu januari aku tetap bangun pagi yang kemudian dilanjutkan dengan diving seharian. Biak sungguh menyenangkan, satu minggu di Biak rasanya kurang lama, tapi jadwal kapal pelni menuju sorong membuatku melanjutkan ke destinasi berikutnya. Naik kapal pelni dan tiba di Sorong waktu subuh lalu aku mencari masjid terdekat, beruntungnya ada masjid dekat Pelabuhan karena aku masih mau nyebrang ke Waisai untuk diving lagi disekitar raja ampat. Satu minggu di waisai, raja ampat cantik betul, yang masih terngiang diingatanku adalah saat diving aku bertemu Spanish dancer yang sedang asik menari, sungguh cantik! Hampir tiga bulan keluyuran, setelah raja ampat akhirnya aku memutuskan untuk membeli tiket pesawat dari Sorong ke Jakarta dan pulang ke Bogor. Kurang dari dua minggu di Bogor, aku membeli tiket ke Melbourne dan pergi ke Bairnsdale. Akhir Januari aku pindah dan ngekos di Bairnsdale, kota yang bahkan tidak pernah ada dipikiranku untuk tinggal disini.

Februari di Bairnsdale

Sekitar 4 jam dari Melbourne ada kota yang bernama Bairnsdale, februari aku menghabiskan waktuku di kota ini. Kota ini tidak pernah masuk dalam list kota yang aku ingin kunjungi, tapi takdir mengantarku hingga ke kota ini. Aku masih ingat waktu aku melamar pekerjaan, saat aku di Papua aku mengirimkan email ke HR company yang akan membutuhkan banyak backpacker untuk bekerja, lalu aku mendapatkan jadwal interview saat aku di Bogor dan diberikan offer letter yang akhirnya membuat aku bergegas membeli tiket ke Melbourne. Senin sampai Jumat aku habiskan waktu untuk bekerja dan saat weekend sering kali aku berenang di Mitchel river atau sekedar piknik di tepi pantai bersama beberapa backpacker lainnya yang juga dari Indonesia, ikke, issa, bella, afi, vania. Berenang di Mitchel river saat summer sungguh menyenangkan, siang hari cukup terik tapi air sungai di Mitchel river tetap sejuk.

Maret di Madinah

Awal maret aku masih di Bairnsdale, tapi aku sudah punya janji dengan cinot dan sai untuk umroh di awal Ramadan bersama mereka. Satu minggu sebelum Ramadan akhirnya aku keluar dari pekerjaanku di Bairnsdale dan pulang ke Bogor. Satu minggu di Bogor, lalu aku terbang ke Jeddah untuk menuju Madinah dan dilanjutkan dengan umroh di Makkah. Mungkin, badanku sedikit binggung akibat pebedaan waktu yang lumayan dan jeda penyesuaian yang singkat, tapi umroh bareng Cinot dan Sai jadi perjalanan yang mungkin tidak akan aku lupakan. Ada momen ketika rombongan umrohku pergi ke kota thaif dan kembali untuk umroh, aku malah memilih stay di thaif bersama Cinot dan Sai lalu naik gondola. Nebeng bus rombongan lain dan Kembali ke Makkah untuk umroh, tentu saja rombonganku sudah selesai umroh saat itu, jadi kami umroh bertiga saja. Selepas berbuka puasa dan sholat maghrib kami memulai tawaf, hingga menjelang isya dan saat adzan kami berhenti di hijr ismail, banyak sekali doa yang dipanjatkan saat disana hingga adzan selesai, kami berkali-kali mendapat kesempatan untuk sangat dekat dan menyentuh kaabah, setelah selesai adzan kami mundur perlahan untuk sholat isya lalu setelahnya melanjutkan proses umroh hingga selesai. Umroh itu ibadah yang juga membutuhkan fisik yang kuat, aku sendiri sangat menyarankan mentemenku untuk mencobanya, tidak apa kalau merasa diri belum baik, tapi cobain aja dulu, nanti kamu paham bagaimana menyenangkannya. Perjalanan umroh memang tidak lama seperti perjalananku keluyuran di Indonesia timur, tapi perjalanan umroh itu sangat meaningful. Setelah Madinah, mari lanjut puasa di Bogor.

April di Bogor

Setelah umroh aku memilih untuk tidak keluyuran saat puasa hingga setelah lebaran, kakakku juga sudah bilang dari jauh hari bahwa dia akan menikah setelah lebaran dan berharap aku bisa hadir. Jadi aku memilih untuk stay di Bogor. Bogor adalah kota yang sangat menyenangkan, aku tumbuh besar di kota ini dan rasanya belum kehabisan tempat untuk dijelajahi setiap sudutnya. Di Bogor aku punya banyak teman, belakangan aku berteman dengan banyak pesepeda yang juga senang hiking, jadi jika ingin mengisi waktu luang saat akhir pekan, sering kali ada saja yang bersepeda ataupun hiking ke tempat yang full of surprise. Tapi jika ingin sendirian, sekedar bersepeda pagi dan mencari sarapan pun rasanya menyenangkan betul, aku suka tinggal di Bogor.

Mei di Riverland

Another plot twist dalam hidupku, setelah lebih dari sebulan di Bogor aku mendapatkan pekerjaan lain di Australia Selatan. Dan lagi, kota yang akan aku tinggali tidak pernah ada dalam pikiranku, jiwa petualangku tidak bisa bilang tidak, jadi ya berangkat saja. Aku membeli tiket dari Jakarta menuju Adelaide dan menyewa mobil di Adelaide untuk dibawa ke Riverland. Riverland sendiri sekitar 4 jam mengemudi dari Adelaide, lumayan jauh dan jika dilihat pada peta ternyata ini ada di area cokelat Australia atau gurun, tapi karena ada murray river yang mengalir mengeliligi kota maka disebut Riverland, aku sendiri tinggal di Renmark Paringa Council, kota ini memang cukup jauh dari ibukota Australia Selatan tapi selagi masih ada wulis/coles/aldi, semua masih aman, memang tidak banyak hiburan tapi aku jadi punya banyak waktu untuk menyendiri dan berpikir. Winterku habiskan dengan bekerja sebagai quality controller untuk buah yang akan diekspor ke berbagai negara di dunia, mulai dari Asia hingga Amerika, mulai dari ukuran buah hingga ke tingkat kemanisan buah aku perlu control untuk memastikan buah tersebut aman dan layak untuk dipasarkan. Winter sudah mau habis, tapi aku masih belum bermain salju. Agustus, sebelum aku pidah keja ke field, aku memutuskan untuk mengambil libur dan bermain salju bersama beberapa teman di mt. buller, cukup jauh dari riverland tapi worth to visit. Agustus masih sejuk tapi not too bad untuk bekerja di lapangan, aku bekerja sebagai inspector yang bertugas memeriksa rumah penduduk yang memiliki pohon buah yang berpotensi memiliki hama, jika pohon yang diperiksa terdapat hama, maka kami akan memuskahkan buah dari pohon tersebut dan melakukan perawatan pada tanah disekitar pohon tersebut karena tanah tersebut bisa berpotensi untuk menjadi tempat berkembang biak hama yang ada, hama itu adalah lalat buah atau fruit fly. Oktober aku pindah ke SIT atau sterile insect technique sebagai fasilitator, di SIT kami mengembangakn insect yang sterile untuk memberantas wild insect, jadi sterile insect dan wild insect akan bertemu dan kawin tapi tidak akan menghasilkan keturunan baru yang harapannya ini dapat memberantas hama yang ada. Kerugian akibat fruit fly ini pun besar sekali, jadi pemerintah setempat masih terus berusaha untuk dapat memberantasnya. Hingga sekarang di akhir desember aku masih tinggal disini, riverland saat summer cukup menyenangkan, aku bisa memancing di murray river dan ikan yang didapatkan besar-besar sekali. Selain bekerja, aku masih melakukan perjalanan tipis-tipis di sekitar Australia Selatan dan Victoria. Aku tidak punya sepeda disini, jadi aku lari saja dan bergabung dengan komunitas lari setempat, di Renmark ada Renmark Parkrun setiap hari sabtu jam 8 pagi sejauh 5km, lumayan menyenangkan setidaknya aku masih bersosialisasi dengan orang yang memiliki hobi yang sama, bedanya sekarang aku di Australia. Masih belum tau sampai kapan aku tinggal disini, tapi ya jalani saja dulu.

2024 menjadi tahun yang membuatku banyak belajar dan beradaptasi sebagai anak rantau berkedok backpacker. Pada dasarnya aku sering kali pasrah mengikuti apa yang ada didepan mata setelah mengusahakan yang terbaik, jadi masih lanjutkan 2025 dengan menjadi manusia yang lebih baik lagi ~


Share:

0 Comments:

Post a Comment

Tinggalkan komentarmu disini...

Hello!

Hello, thank you for being here. I hope you have a good time browsing around and enjoy reading on my blog! :)